Selasa, 03 Februari 2015

Makalah Negara Vietnam dan Kamboja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham.
             Kamboja menghebohkan dunia ketika komunisradikal Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja. Meskipun demikian negara kamboja tetap memiliki bentang alam dan keunikan tersendiri dari negara lain yang ada di dunia.
            Negara Vietnam (bahasa Vietnam: Quốc gia Việt Nam) adalah sebuah negara yang mengklaim otoritas atas semua wilayah yang merupakan wilayah Vietnam selama Perang Indochina, dan kemudian diganti oleh Pemerintah Pusat Sementara Vietnam (1948-1949). Pemerintah sementara merupakan pemerintahan transisi singkat antara wialyah Cochinchina kolonial dan negara merdeka.
Negara Vietnam didirikan pada tahun 1949 dan diakui secara internasional pada tahun 1950. Kekuatan utamanya terkonsentrasi di Indochina selatan, sementara Republik Demokratik Vietnam mendominasi utara. Mantan Kaisar Bảo Đại menjadi kepala negara (Quoc Truong). 
1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang dari dua negara tersebut, dapat ditarik sebuah rumusan masalah. Diantaranya adalah :
a. Negara Kamboja
Bagaimana letak geografis dan batas wilayah negara Kamboja?
Bagaimana kondisi fisik negara Kamboja baik iklim maupun bentang alamnya?
Bagaimana keadaan penduduknya, jika dilihat dari jumlah, suku, dan agamanya?
Apakah bentuk pemerintahan  negara Kamboja?
Apa saja kegiatan perekonomian negara Kamboja?
Apa saja hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Kamboja?
b. Negara Vietnam
Bagaimana letak geografis dan batas wilayah negara Vietnam?
Bagaimana kondisi fisik negara Vietnam baik iklim maupun bentang alamnya?
Bagaimana keadaan penduduknya, jika dilihat dari jumlah, suku, dan agamanya?
Apakah bentuk pemerintahan  negara Vietnam?
Apa saja kegiatan perekonomian negara Malaysia?
Apa saja hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Vietnam?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan juga untuk:
a. Mengetahui lokasi, luas dan bentuk wilayah Negara Kamboja dan Vietnam.
b. Mengetahui kondisi fisik Negara Kamboja dan Vietnam.
c. Mengetahui keadaan penduduk Negara Kamboja dan Vietnam.
c. Mengetahui pola perekonomian Negara Kamboja dan Vietnam. 
d. Mengetahui bentuk hubungan kerjasama negara Indonesia dengan negara Kamboja dan Vietnam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Negara Kamboja
2.1.A. Letak geografis dan batas wilayah negara Kamboja
Secara astronomis, Kamboja terletak antara 10o LU- 14o LU dan 102,5o BT- 107,5o BT. Dengan Luas sekitar 181,035 Km2. Secara geografis wilayah Negara Brunei memiliki batas batas wilayah :
Sebelah utara berbatasan dengan Negara Laos
Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Thailand
Sebelah timur berbatasan dengan Negara Vietnam
Sebelah barat berbatasan dengan Negara Thailand
2.2.A. Kondisi Fisik Negara Kamboja
Iklim Negara Kamboja
Wilayah kamboja beriklim tropis, bulan November-Mei merupakan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Mei-Oktober. Suhu udara berkisar antara 20- 36. Musim hujan sangat diperlukan untuk budidaya tanaman padi. Pada saat musim hujan, Danau Tonle Sap yang merupakan danau terbesar dikamboja meluas hingga sekitar 8 kali ukuran saat musim kemarau.


Bentang Alam Negara Kamboja
Secara menyeluruh, bentuk wilayah Kamboja menyerupai piring. Di bagian tengahnya terdapat dataran besar Tonle Sap, sedangkan bagian tepi dibentuk oleh deetan pegunungan. Di sebelah utara terdapat Pegunungan Dong Rek (Phanon Dang Reh) dan di bagian barat terdapat Pegunungan Cardamon. Barisan pegunungan itu memiliki ketinggian  750 – 900 meter. Puncak tertingginya adalah Gunung Phnum Aoral (1.771 m). Di bagian timur dapat dijumpai Plato Rotanikiri dan Plato Mondol.
            Danau Tonle Sap memiliki ciri geografis yang luar biasa. Air danau berasal dari Sungai Tonle Sap, yaitu anak Sungai Mekong yang meluap pada bulan Mei dan Oktober. Dalam bulan-bulan itu cabangcabang Sungai Mekong di wilayah Vietnam bagian selatan tidak mampu menampung luapan air itu. Akibatnya, luapan air kembali ke Sungai Bassac dan Sungai Tonle Sap, sehingga membanjiri daerah sekitar danau. Pada puncaknya, banjir tersebut akan melipat gandakan luas permukaan air danau.
            Jika semula luas permukaannya hanya 3.000 km2 , maka oleh luapan banjir akan menjadi 10.000 km2 lebih. Gejala tersebut menguntungkan bagi kegiatan perikanan darat di Kamboja.
            Daerah pantai sepanjang 560 km di tepi Teluk Thailand berupa tanah berbatu-batu. Dataran pantainya sebagian besar sempit dan terpotong-potong oleh Pegunungan Elephant yang membujur ke arah pantai. Wilayah tersebut memiliki pelabuhan alam terbaik yaitu di Teluk Kompong Som dan beberapa pulau di lepas pantai. Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan. Terdapat 212 spesies mamalia, 536 spesies burung, 240 spesies reptil, 850 spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan air laut.
            Laju deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun 1969, luas hutan di Kamboja meliputi lebih dari 70% dari luas total dan menurun menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja kehilangan 25.000 kilometer persegi hutan.
            Sebenarnya, Kamboja bisa menjadi sebuah negara yang kaya. Karena dalam beberapa tahun belakangan ini, kondisinya lebih baik dari Ethiopia, Turki, Peru, Mesir, Afganistan atau Irak. Namun dengan tidak stabilnya kondisi politik, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi tidak dapat terwujud.
            Pertanian padi merupakan tanaman utama, terutama di sekitar Tonselap, istimewa dekat Battambang. Disepanjang sebelah menyebelah hilir Mekong dan di selatan Kompong Cham pada umumnya penghasilan padi rendah, namun demikian masih terdapat kelebihan padi untuk diekspor karena penduduknya tidak banyak. Getah merupakan tanaman ladang yang paling penting dan juga sebagai bahan ekspor utama bagi negeri ini. Daerah penanamannya di sepanjang bukit Cardamon dan di tanah tinggi Annam dekat Kompong Cham. Lada hitam termasuk penting, terutama diusahakan orang Cina dan merupakan bahan ekspor. Daerah penanamannya di pegunungan Gajah dekat Kampot. Tanaman lain yang diusahakan merupakan tanaman kering seperti tembakau, kapas, kacang tanah, jagung, kapuk, tebu dan lain-lain. Tanaman ini terutama terdapat di tanah pamah sepanjang Mekong dan Tonselap, sedangkan Jute di sekitar Battambang untuk membuat goni, beras dan tikar kasar.
            Perikanan merupakan kegiatan kedua di negara ini, kebanyakan para petani menjadi nelayan pada musim kering. Daerah perikanan terpenting ialah Tonselap yang menghasilkan 50% dari jumlah tangkapan ikan di Khmer. Daerah perikanan lainnya meliputi kawasan pinggir laut di sepanjang Mekong dan cabang-cabangnya di sawah padi dan paya-paya. Sebagian besar hasil tangkapan ikan di negara ini telah dijadikan bahan ekspor.
            Bahan galian (pertambangan) kurang penting, karena jumlahnya kecil, hanya fosfat dan biji besi yang ditambang dalam jumlah besar. Biji besi terdapat dekat Phnom Penh dan posfat dekat Kampot dan Battambang.

2.3.A. Keadaan Penduduk Negara Kamboja
Jumlah Penduduk Kamboja
Kamboja merupakan negara yang berpenduduk nomor dua terkecil di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Mayoritas negara-negara lainnya di Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak daripada Kamboja. Pertumbuhan penduduk alami dinegara ini  sekitar 1,7%.
Suku Penduduk Kamboja
Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja adalah dari etnik Khmer, sekitar 85 % dari jumlah keseluruhan penduduk kamboja. Sisanya adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh orang-orang dari etnik Cina, dan sekitar 100.000 muslim Cham, serta yang terakhir adalah beberapa dari suku primitif.    
Agama Penduduk Kamboja
Agama Buddha Theravada adalah agama resmi di Kamboja, dengan jumlah pemeluk sekitar 95% dari total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di kamboja. Agama terbesar kedua adalah Islam yang merupakan etnis Chams dan Melayu. Mereka kebanyakan tinggal di Provinsi Kampong Cham. Terdapat 300.000 warga Muslim di negara ini. Satu persen penduduk Kamboja memeluk agama Kristen, dengan yang terbesar adalah Kristen Katolik diikuti dengan Kristen Protestan. Terdapat sekitar 20.000 penduduk beragama Katolik di Kamboja dan merupakan 0,15% dari seluruh penduduk Kamboja. Agama Buddha Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa dan orang Vietnam di Kamboja.

2.4.A. Bentuk Pemerintah Negara Kamboja
Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-Undang dasar(konstitusi).
Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri ( Council of Minister ).
Kamboja merupakan parlemen bikameral, Dewan Nasional Kamboja (123 kursi yang dipilih langsung untuk jangka waktu 5 tahun) dan Senat (61 kursi; 2 dipilih oleh monarki, 2 dipilih dewan nasional, 57 dipilih oleh parlemen dan perwakilan masyarakat untuk jangka waktu 5 tahun).

2.5.A. Kegiatan Perekonomian Negara Kamboja
                Pertumbuhan ekonomi Kamboja didukung oleh empat sektor utama yaitu, pertanian, pariwisata, garmen dan properti.  Pendapatan per kapita di Kamboja adalah 1.266 Dollar AS per tahun. Jumlah ini di dapat berdasarkan sistem pengukuran baru, yang digunakan oleh organisasi-organisasi internasional seperti Bank Dunia. 
            Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN. PDB bertumbuh 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.
            Setelah beberapa dekade terbelit perang dan konflik, kini Kamboja menikmati pertumbuhan ekonomi yang mencapai 10 persen/ tahun selama lima tahun terakhir. Namun, pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kamboja turun drastis menjadi 0.1%, sementara tahun 2010 diprediksikan mencapai 5%.
            Pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah menurunkan tingkat kemiskinan dari 47% pada tahun 1994 menjadi sekitar 30% pada tahun 2009. Dengan demikian Kamboja telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 1% setiap tahunnya. GDP per kapita meningkat dari US$ 247 pada tahun 1994 menjadi US$ 693 (2009) dan diprediksikan sebesar US$735 (2010).
            Produk utama sektor pertanian Kamboja adalah padi. Pemerintah Kamboja telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi padi sebanyak 2,6 ton per hektar selama tahun 2005-2008. Pada tahun 2008, Kamboja berhasil memproduksi 7,17 juta ton padi. Pada tahun 2009 Kamboja dapat memproduksi 8 juta ton beras.
            Pemerintah Kamboja akan terus mendorong peningkatan produktivitas tanaman dari 2,6 ton per hektar menjadi 3 ton per hektar. Pemerintah juga akan melakukan diversifikasi pangan dengan mendorong peningkatan produksi maizena, kacang-kacangan, singkong, kentang, sayur-sayuran, soya bean, tebu.
Guna mendukung trend peningkatan sektor pertanian, pada bulan April 2010, PM Hun Sen mencanangkan kebijakan pertanian baru yang dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian khususnya padi, antara lain dengan meniadakan lisensi ekspor untuk beras serta berbagai insentif investasi bagi sektor pertanian.
            Sektor garmen merupakan salah satu sektor unggulan yang selama ini menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Kamboja.  Pada tahun 2008, sektor garmen menyumbangkan 15 persen dari GDP Kamboja dan 65 persen dari total ekspor Kamboja. Neraca perdagangan Kamboja sampai dengan tahun 2008 masih didominasi ekspor sektor garmen Kamboja yang tercatat mencapai USD 2,9 milyar, sedangkan impor garmen Kamboja sebesar USD 1,298 milyar.  Pasar utama bagi garmen kamboja adalah Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan 90% dari produknya diekspor ke kedua wilayah ekonomi tersebut. 
            Peningkatan signifikan terjadi pada semester pertama 2010 dengan peningkatan jumlah wisatawan sebesar 12.39 % dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Diprediksikan bahwa total wisatawan pada tahun 2010 berkisar 2.4 juta orang atau mengalami peningkatan sebesar 12 %.
            Tempat tujuan wisata utama Kamboja adalah Propinsi Siem Reap dengan daya tarikCandi Angkor Wat-nya, yang pada pertengahan tahun 2010 telah mencatatkan kedatangan wisatawan sebesar 640,944 atau 52.5% dari keseluruhan wisatawan ke Kamboja.
            Sektor properti pada tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup signifikan karena penurunan spending untuk megaproyek di Kamboja sehingga menyebabkan menurunnya investasi dari US$ 815 juta pada tahun 2008 menjadi US$ 490 juta tahun 2009.
            Kamboja merupakan salah satu negara yang memiliki komoditas utama seperti pakaian, kayu, karet, beras, ikan, tembakau dan alas kaki. Kamboja memiliki hutan kayu yang paling berharga dan penghasil permata yang paling produktif di dunia (kecuali berlian). Kamboja, sebagian besar wilayahnya merupakan daratan yang subur karena di sana terdapat salah satu sungai terbesar di Asia, yaitu Sungai Mekong.
            Sebenarnya, Kamboja bisa menjadi sebuah negara yang kaya. Karena dalam beberapa tahun belakangan ini, kondisinya lebih baik dari Ethiopia, Turki, Peru, Mesir, Afganistan atau Irak. Namun dengan tidak stabilnya kondisi politik, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi tidak dapat terwujud.
            Pertanian padi merupakan tanaman utama, penanamannya terutama di sekitar Tonselap, istimewa dekat Battambang. Disepanjang sebelah menyebelah hilir Mekong dan di selatan Kompong Cham pada umumnya penghasilan padi rendah, namun demikian masih terdapat kelebihan padi utnuk diekspor karena penduduknya tidak banyak.
            Getah merupakan tanaman ladang yang paling penting dan juga sebagai bahan ekspor utama bagi negeri ini. Daerah penanamannya di sepanjang bukit Cardamon dan di tanah tinggi Annam dekat Kompong Cham. Lada hitam termasuk penting, terutama diusahakan orang Cina dan merupakan bahan ekspor. Daerah penanamannya di pegunungan Gajah dekat Kampot. Tanaman lain yang diusahakan merupakan tanaman kering seperti tembakau, kapas, kacang tanah, jagung, kapuk, tebu dan lain-lain. Tanaman ini terutama terdapat di tanah pamah sepanjang Mekong dan Tonselap, sedangkan Jute di sekitar Battambang untuk membuat goni, beras dan tikar kasar.
            Perikanan merupakan kegiatan kedua besarnya di negara ini, kebanyakn para petani menjadi nelayan pada musim kering. Daerah perikanan terpenting ialah Tonselap yang menghasilkan 50% dari jumlah tangkapan ikan di Khmer. Daerah perikanan lainnya meliputi kawasan pinggir laut di sepanjang Mekong dan cabang-cabangnya di sawah padi dan paya-paya. Sebagian besar hasil tangkapan ikan di negara ini telah dijadikan bahan ekspor.
            Bahan galian (pertambangan) kurang penitng, karena jumlahnya kecil, hanya fosfat dan biji besi yang ditambang dalam jumlah besar. Biji besi terdapat dekat Phnom Penh dan posfat dekat Kampot dan Battambang.
            Sistem transportasi negeri ini telah terganggu dengan hebatnya perang. Pembinaan jalan raya dan kereta api pada umunya mudah karena bentuk muka bumi rendah. Nasalah yang dihadapi hanyalah banjir pada musim hujan. Jadi pengangkutan daratnya boleh dikatakan memuaskan. Jalan raya menghubungkan semua bandar besar denag Phnom Penh ke negeri Thailand dan dari Phnom Penh ke Kompongsom. Pengangkutan air terutama disekitar sunagi Mekong merupakan jalan utama hingga ke Phnom Penh. Lalu lintas pinggir laut pada umumnya tidak penting kecuali di Kompongsom pelabuhan yang baru dibangun.

2.6.A. Hubungan Kerjasama antara Indonesia dengan Kamboja
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Kamboja telah terjalin sejak tahun 1957, kedua negara menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959. Dalam kurun waktu Januari-Mei 2008, total nilai perdagangan Indonesia dan Kamboja mencapai 67,51 juta dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 66,35 juta dolar AS.
            Dalam hubungan pengembangan kerja sama budaya, Kamboja bersama-sama dengan Thailand, Laos, dan Vietnam, telah berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan bertajuk "Cultural Heritage Tourism Cooperation-Trail of Civilization"
yang diselenggarakan di Yogyakarta, pada Agustus 2006. Pemerintah Indonesia dan Kamboja menandatangani Persetujuan Bebas Visa bagi pemegang paspor biasa kedua negara.  Menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri, di Jakarta,  persetujuan bebas visa tersebut ditandatangani oleh menteri luar negeri kedua negara di Phnom Penh, saat kunjungan perkenalan Menlu Marty Natalegawa ke Kamboja pada 1-2 Juni. 
            Denpasar-Indonesia dan Kamboja menandatangani memorandum kesepahaman tentang kerja sama budaya dan pariwisata, meliputi kesekapatan saling mempromosikan potensi wisata masing-masing negara hingga pendidikan dan pelatihan.



B. Negara Vietnam
2.1.B. Letak geografis dan batas wilayah negara Vietnam
Negara Vietnam secara astronomis, wilayah Vietnam terletak 8˚ LU - 23˚ LU dan 102˚ BT - 109˚ BT. Adapun secara geografis wilayah Negara Vietnam memiliki batas batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Republik Rakyat Cina
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Laos dan Kamboja.
               
2.2.B. Kondisi Fisik Negara Vietnam
Iklim Negara Vietnam
Vietnam berada di daerah yang beriklim tropis. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai September. Suhu rata-rata pertahun mencapai 28º C.
Bentang Alam Negara Vietnam
Secara umum bentang alam vetnam terdiri dari 4 kelompok, yaitu :
a. Plato Yunan di barat laut, terdapat titik tertinggi yaitu Gunung Fan Si Pan (3.143 m)
b. Delta Sungai Merah (Song Hong) di sepanjang Teluk Tonkin
c. Pegunungan Annam membujur dari arah barat laut sampai tenggara
d. Delta Sungai Mekong di selatan
2.3.B. Keadaan Penduduk Negara Vietnam
Jumlah Penduduk Vietnam
Jumlah penduduk pada tahun 2003 sekitar 80,8 juta jiwa dan ngaka pertumbuhan penduduk mecapai 1,3% per tahun.
Suku Penduduk Vietnam
Penduduk asli adalah orang Vietnam (88%). Sisanya terdiri atas orang China, Khmer, dan Thai.
Agama Penduduk Vietnam
Sebagian besar penduduk menganut agama Budha, Kristen dan Tao. Dan sedikit penduduk Vietnam yang menganut agama Islam.

2.4.B. Bentuk Pemerintah Negara Vietnam
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan  umum. Ini meliputi BarisanTanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an.
Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan(Council National Defense and Security). Peran presiden sebagai kepala negara tidak pernah lepas dari bantuan seorang kepala pemerintahan, yaitu Perdana Menteri. Perdana Menteri Vietnam adalah kepala pemerintahan mengepalai kabinet yang terdiri atas 3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan perwira-perwira.
Vietnam memiliki sebuah lembaga yang berperan sebagai perumus Undang-Undang pemerintah (Parlemen Unikameral). Lembaga tersebut bernama Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of Vietnam). Lembaga ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lembaga eksekutif dan yudikatif.

2.5.B. Kegiatan Perekonomian Negara Vietnam
            Vietnam merupakan negara agraris, dengan hasil utama padi. Selain padi pertaniannya menghasilkan buah-buahan, sayuran, ubi jalar, jugung, tebu, teh dan kopi. vietnam juga sebagai penghasil ikan darat dan ikan laut yang besar, di ekspor ke Jepang, Korea, Hongkong dan negara lainnya.
            Pertambangan negara Vietnam yang utama adalah antrasit (batu bara bermutu tinggi) terdapat di utara Hanoi. Barang tambang lainnya yang tergolong banyak adalah fosfat, tembaga, timah, seng, dan krom. Juga terdapat penambangan bijih besi di Thai Nguyen.
            Sektor industri Vietnam belum berkembang pesat. Beberapa industri yang penting di antaranya semen, tekstil, makanan, kimia, kertas, dan industri pupuk.

2.6.B. Hubungan Kerjasama antara Indonesia dengan Vietnam
Hubungan Bilateral Indonesia dengan Vietnam
Kedua negara bail : Indonesia dan Vietnam telah menjalin kembali hubungan yang pernah hubungan Indonesia dan Vietnam saat ini telah menjadi sarana untuk membina saling pengertian dan memperkuat kerjasama antara kedua Negara, yang di laksanakan dalam :
1. Hubungan di bidang Ekonomi
Hubungan kerjasama antara Indonesia dengan Vietnam didasarkan pada Persetujuan antara pemerintah RI dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam mengenai kerjasama ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknik yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri kedua negara pada tanggal 21 Nopember 1990, dan telah diperbaharui pada tanggal 10 Nopember 2001.
2. Hubungan di bidang Politik
Pertama kali dibuka hubungan politik Indonesia-Vietnam dibuka pada tingkat konsulat pada tanggal 30 Desember 1955. Pada tanggal 10 Agustus 1965 hubungan Indonesia-Vietnam ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar, namun setelah peristiwa G-30 S / PKI, Vietnam menarik Duta Besarnya di Jakarta yang kemudian ciiikuti oleh Indonesia menarik Dula Besarnya di Hanoi dan pada Tahun 1973 kedua negara menempatkan kembali Duta Besamya masing-masing di Jakarta dan Hanoi.
Hubungan di bidang Pertanian
Dasar kerjasama Indonesia-Vietnam di sektor pertanian yaitu telah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MOU) di sektor pertanian pada tanggal 12 Desember 1992 di Hanoi dengan lebih ditekankan pada : Pertukaran tenaga ahli untuk meningkatkan teknologi dan informasi teknik pertanian, pertukaran penelitian, training dan study banding, joint venture dalam bidang produksi, pemrosesan dan pemasaran komoditi pertanian.
Hubungan di bidang Kesehatan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Vietnam Phan Van Khai telah menyetujui rencana kedua negara untuk memperkuat kerjasama bilateral bidang ekonomi, perdagangan dan upaya memberantas flu burung, pada tanggal 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selama pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga telah menyetujui para menteri kesehatan kedua negara itu membahas langkah-langkah untuk memerangi wabah flu burung dalam bentuk kerjasama memasok vaksin anti virus.
Hubungan di bidang Pertahanan dan Keamanan
Pada tanggal 27 Juni 2003 yang lalu, Vietnam dan Indonesia menandatangani kesepakatan tentang perbatasan maritim kedua negara di Laut China Selatan yang berpotensi kaya minyak setelah melalui perundingan yang berjalan selama 25 tahun. Penandatanganan itu dilakukan di Hanoi.





BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara astronomis, Kamboja terletak antara 10o LU- 14o LU dan 102,5o BT- 107,5o BT. Dengan Luas sekitar 181,035 Km2. Secara geografis wilayah Negara Brunei memiliki batas batas wilayah :
Sebelah utara berbatasan dengan Negara Laos
Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Thailand
Sebelah timur berbatasan dengan Negara Vietnam
Sebelah barat berbatasan dengan Negara Thailand
Wilayah kamboja beriklim tropis, bulan November-Mei merupakan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Mei-Oktober. Suhu udara berkisar antara 20- 36. Musim hujan sangat diperlukan untuk budidaya tanaman padi. Pada saat musim hujan, Danau Tonle Sap yang merupakan danau terbesar dikamboja meluas hingga sekitar 8 kali ukuran saat musim kemarau.
Secara menyeluruh, bentuk wilayah Kamboja menyerupai piring. Di bagian tengahnya terdapat dataran besar Tonle Sap, sedangkan bagian tepi dibentuk oleh deetan pegunungan. Di sebelah utara terdapat Pegunungan Dong Rek (Phanon Dang Reh) dan di bagian barat terdapat Pegunungan Cardamon. Barisan pegunungan itu memiliki ketinggian  750 – 900 meter. Puncak tertingginya adalah Gunung Phnum Aoral (1.771 m). Di bagian timur dapat dijumpai Plato Rotanikiri dan Plato Mondol.
            Danau Tonle Sap memiliki ciri geografis yang luar biasa. Air danau berasal dari Sungai Tonle Sap, yaitu anak Sungai Mekong yang meluap pada bulan Mei dan Oktober. Dalam bulan-bulan itu cabangcabang Sungai Mekong di wilayah Vietnam bagian selatan tidak mampu menampung luapan air itu. Akibatnya, luapan air kembali ke Sungai Bassac dan Sungai Tonle Sap, sehingga membanjiri daerah sekitar danau. Pada puncaknya, banjir tersebut akan melipat gandakan luas permukaan air danau.
            Negara Vietnam secara astronomis, wilayah Vietnam terletak 8˚ LU - 23˚ LU dan 102˚ BT - 109˚ BT. Adapun secara geografis wilayah Negara Vietnam memiliki batas batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Republik Rakyat Cina
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Laos dan Kamboja.
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal. Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975. Peran utama terdahulu Partai Komunis disertakan kembali dalam semua organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut dalam pemilihan  umum. Ini meliputi BarisanTanah Air Vietnam (Vietnamese Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an.
Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan dan Keamanan(Council National Defense and Security). Peran presiden sebagai kepala negara tidak pernah lepas dari bantuan seorang kepala pemerintahan, yaitu Perdana Menteri.

3.2. Saran
            Ketika kita membuat sebuah makalah tentang identias sebuah negara di dunia, sebaiknya kita membaca beberapa referensi dalam beberapa buku. Hal ini bertujuan agar makalah yang kita buat terhindar dari kesalahan dengan pembaca. Bisa saja pembaca sudah mengetahui hal tentang identitas dari negara yang akan kita buat, sehingga tidak membuat pembaca bingung dengan makalah yang kita buat ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang membacanya.


DAFTAR PUSTAKA
Achmad Chaldun, 1995. Atlas Pengetahuan Sosial Indonesia Wawasan Nusantara dan Dunia, Surabaya: Karya Pembina Swajaya.

http://jaenulhumaedilah.blogspot.com/2015/01/makalah-negara-myanmar-dan-laos.html

1 komentar: